Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap
tahun baru saka, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 23 Maret.
Merupakan hari penyucian untuk alam semesta beserta isinya.Nyepi
mengandung arti sepi atau sunyi, dan dirayakan setiap 1 tahun saka. Dan
tahun ini merupakan tahun saka 1934. Pada saat Nyepi tidak boleh
melakukan aktifitas seperti pada umumnya,seperti keluar rumah (kecuali
sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dsbnya.
Dan tujuannya adalah agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk
pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat
manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung(alam semesta) dan Bhuwana
Alit(manusia).
Upacara Melasti
Hari Raya Nyepi, khususnya di Bali memiliki beberapa tahapan. Dimulai
dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan. Kemudian diikuti oleh
puncak Hari Raya Nyepi itu sendiri. Dan terakhir disebut dengan Ngembak
Geni.
Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan.
Upacara Melasti atau bisa disebut Melis diadakan beberapa hari
sebelum Nyepi. Pada saat ini segala sesuatu atau sarana persembahyangan
di Pura-pura di bawa kelaut untuk disucikan.
Mecaru atau bisa disebut Tawur, dilaksanakan pada hari Tilem Sasih
Kesange (Bulan mati ke 9)yaitu sehari sebelum Nyepi. Merupakan upacara
yang dilaksanakan di setiap rumah atau keluarga, desa, kecamatan dan
sebagainya. Dengan membuat sesajen yang ditujukan kepada para Bhuta Kala
atau bisa disebut hal-hal negatif agar pada nantinya tidak mengganggu
kehidupan manusia.
Pengerupukan dilaksanakan sesaat setelah Mecaru, yaitu dengan membuat
api atau obor untuk mengobori lingkungan rumah, membunyikan kentongan
untuk menghasilkan kegaduhan. Sehingga diharapkan para Bhuta Kala segera
pergi dari lingkungan kita. Pada tingkat desa diadakan arakan Ogoh-ogoh
yang merupakan perwujudan dari Bhuta Kala yang memiliki sifat negatif.
Diarak keliling desa kemudian di bakar, tujuannya agar hal-hal yang
berbau negatif itu lenyap dan tidak mengganggu kehidupan manusia.
Ogoh-ogoh
Nyepi.
Pada saat Nyepi khususnya di Bali, semua dalam keadaan sepi. Tidak
ada aktifitas seperti biasanya, karena pada saat itu diadakan Catur
Brata Penyepian yang terdiri dari:
Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api.
Amati Karya, yaitu tidak boleh bekerja.
Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian.
Amati Lelanguan, yaitu tidak melakukan suatu hiburan.
Sehingga Hari Raya Nyepi dapat dikatakan mengandung makna hari
penyucian diri (manusia) dan alam semesta. Membuang segala kotoran atau
segala hal negatif yang telah lampau untuk menyongsong tahun baru
(saka). Dan memulai tahun baru dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang
positif tentunya. Semangat yang baru untuk mengarungi kehidupan
selanjutnya.
Suasana Nyepi di Bali
Ngembak Geni.
Ngembak Geni yang jatuh sehari setelah Nyepi dilaksanakan dengan
mengadakan kunjungan antar keluarga maupun para tetangga dan kenalan.
Saling memaafkan satu sama lain dengan memegang prinsip TattwamAsi yaitu
“aku adalah kamu dan kamu adalah aku”. Posisi kita sama dihadapan
Tuhan, walaupun kita berbeda agama atau keyakinan hendaknya kita hidup
rukun dan damai selalu.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai makna Hari Raya Nyepi khususn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar